ILMU KEJAWEN
Banyak orang menyalahartikan aliran kejawen sebagai sebuah agama, sehingga tidak sedikit yang berpendapat bahwa mengamalkan Ilmu Kejawen merupakan perbuatan syirik. Padahal para pelaku ajaran kejawen tidak menganggap ajaran yang dianutnya sebagai sebuah agama, melainkan sebagai seperangkat cara pandang dan nilai-nilai yang dibarengi sejumlah lelaku. Karena kejawen bukanlah sebuah agama, maka dalam ajarannya tidak dikenal kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk memperluas ajaran, seperti dakwah atau misi.
Ilmu Kejawen umumnya dipelajari dengan merapal bacaan mantra dan melakukan ritual-ritual tertentu, seperti puasa dan tapa/semedi. Puasa dan semedi merupakan dua hal yang sangat penting dalam proses peningkatan spiritual seseorang. Jika digali lebih dalam, puasa memang memiliki efek yang sangat baik bagi tubuh maupun pikiran. Dengan berpuasa seseorang dapat mengubah sistem molekul tubuh dan menaikkan vibrasi atau getarannya sehingga menjadi lebih sensitif terhadap energi dan kekuatan supranatural. Bahkan kemampuan indra keenam dapat pula dibangkitkan dengan cara berpuasa, sebab semua energi negatif dalam tubuh seseorang orang akan terbuang dengan sendirinya seiring puasa yang dijalankan oleh orang tersebut. Begitu tubuh telah dibersihkan dari energi negatif, maka secara otomatis kita akan menjadi lebih peka terhadap gejala-gejala atau fenomena spiritual dan supranatural yang terjadi di sekeliling kita.
Sedangkan tapa atau semedi adalah pemusatan batin dan seluruh hakekat kepada cita-cita tertentu. Sayangnya, kebanyakan orang cenderung menafsirkan makna semedi sebagai sebuah ritual yang mengharuskan pelakunya untuk tidak makan, tidak minum dan tidak tidur sambil melepaskan diri dari segala nafsu dan membebaskan tugas segala indera, atau yang juga disebut menyumbat sembilan lubang tubuh.
Demikian ulasan Mas Putra tentang pengertian Ilmu Kejawen, semoga dapat bermanfaan.